Friday, September 26, 2008

Moscovish

Beberapa hari ini ibu lagi sibuk bikin moscovish dan lapis legit. Mau aku bawa ke jakarta buat mbak Inez sekeluarga. Dan beberapa buah buat hantaran lebaran.
Merasa bersalah ni, karena ga sempat bantu2...hehehe... Habis... (alasan! alasan!) banyak banget yg musti dikerjain... Nge-blog salah satunya...hahaha...

Tapi, ini deh, aku tulisin resep moscovish yang yummy itu...


Bahan:
250 gr margarin
250 gr roombutter, dua2nya dikock bareng sampe putih
30 kuning telur (yes! 30 honey! mahal si... tapi uenak kok...ga rugi deh... putih telur kan bisa diolah jadi masakan lain..)
400 gr gula kaster
1 sdt esesn vanili, tiga2nya dikocok sampe putih dan kental
125 gr tepung terigu
4 putih telur, kocok kaku
potong kecil2 buat taburan:
75 gr kismis
10 buah cherry
50 gr sukade (yg asli ya..jangan yang boongan, ga enak)
50 gr kenari

Bikinnya begini:
- masukin kocongan kuning telur ke kocokan mentega, aduk pelan2 sampe rata
- masukin tepung terigu sedikit2, aduk rata
- masukin putih telur sedikit2, aduk rata
- siapkan loyang peresgi 20x20cm, dialasin kertas roti dan dioles margarin ya...
- panaskan oven dg api atas, 200 derajat
- letakkan loyang dalam oven, tunggu agak panas, keluarkan
- isi loyang dengan kira2 5 sdm adonan, ratakan, taburi bahan taburan, panggang dlm oven kiran2 3-4 menit
- setelah agak coklat, keluarkan dari oven, tekan2 dengan alat penekan lapis legit (ada di toko bahan kue), tuang lagi adonan 5 sdm dan taburi dengan bahan taburan
- proses begitu dilakukan terus hingga adonan habis.
- kalo udah sampe setengah loyang, kecilin apinya biar ga gosong
- setelah adonan habis, matikan api atas, nyalakan api bawah 160 drajat selama kurang lebih 15 menit
- angkat, keluarkan dari loyang, dinginkan, potong2, dimakan....yummy...

Wednesday, September 24, 2008

Soto Paling Enak Sedunia

Hahaha....lebay ya judulnya... Tapi beneran deh, ada soto ayam di Jogja yang menurut saya paling juara. Namanya Soto Kadipiro. Kalau anda masuk ke wilayah Jogja, akan ada buanyak sekali warung Soto Kadipiro dengan angka-angka di belakangnya, nama wilayah, atau embel-embel "baru" atau "asli". Tapi, yang juara cuma satu. Ini yang bener-bener asli. Adanya di Kadipiro, di jalan Wates, di sebelah utara jalan, di samping dealer Yamaha, pintunya kayu lipet2, warna ijo. Soto Kadipiro. Tanpa embel2 apapun di belakangnya.

Mungkin karena ibu saya sudah menjadi penggemar soto ini bahkan sejak sebelum menikah, saya (dan semua anggota keluarga besar) merasa bahwa soto ini adalah soto ayam paling enak sedunia (secara di negara lain ga ada soto kali ya....hehehe...).
Kami biasa pergi ke sini hampir setiap hari Minggu. Pagi. Sepulang dari Gereja. Tapi sebenarnya, saya nggak suka datang terlalu pagi. Karena apa? Karena ati-ampela belum siap. Padahal, ini salah satu teman makan soto yang uenak...

Hmmm...nampaknya saya harus menceritakan soto ini lebih detail. Uuuh...sial...ini membuat saya lapar! Tapi tak apalah... Soto ini disajikan dalam mangkuk biasa. Porsinya pas. Isinya adalah nasi, suwiran ayam, kol, tauge, dan perkedel kentang yang agak remuk. Kuahnya cukup bening dengan aroma kaldu yang kuat. Saya lebih suka menyantapnya tanpa menambahkan bumbu apapun. Mungkin hanya setetes sambal. Sambal di warung ini diwadahi dalam mangkuk yang biasanya berwarna pink, agak berair, dengan banyak potongan tomat. Ada yang suka menambahkan kecap. Kecapnya bergambar jempol (psst...ibu saya suka diam2 membeli secara ilegal pada karyawan warung....hahaha....). Saya dan keluarga, selalu menyantap soto ditemani lauk lain. Yang paling top sih ayam gorengnya. Ayam berwarna kuning yang agak basah. Ada paha lengkap dengan cakarnya. Dada. Ada juga gendhing alias paha atas. Menurut cerita teman saya yang kebetulan adalah cucu dari pemilik warung ini (tapi tulisan saya bukan berdasarkan pesan sponspor dia lho ya...sumpah!) rasa kaldu di soto kadipiro ini terasa lebih kental karena konsumsi ayam yang notabene dimasukkan dalam kuah soto sebelum digoreng- paling tinggi diantara warung2 lain. Alhasil, rasa kaldu terasa jauh lebih menggigit di sini. Teman makan soto lainnya ya itu tadi...ati-ampela yang dipotong-potong, disiram sedikit kecap dan disajikan bersama irisan tomat. Yummy... Disediakan pula tahu tempe bacem bagi yang suka... Kalau bapak saya, asal tidak pas lagi batuk, selalu menyantap soto bersama rempeyek kacang. Ini juga khas. Kacangnya banyak, bentuknya bundar, warnanya coklat tua. Saya tidak menemukan peyek seperti ini di tempat lain.
Setelah makan soto, biasanya saya minum teh saja. Kalau dulu, inget banget ni, waktu kecil, ada menu es sirup. Es sirup berwarna merah muda yang sangaaaatttt enak.... tapi sekarang udah ga ada lagi :( Ada juga minuman dalam botol yang kuno, salah satunya adalah sarsaparila yang semriwing itu.

Hmmm....rasanya, kok tidak lebay juga ah kalau saya menyebut soto ini adalah soto ayam paling enak sedunia (bagi saya). Nggak percaya? Coba sendiri aja deh....

Tentang suasana warung... biasa2 aja sih... ada dua meja besar di kiri dan empat di kanan. Masing2 meja bisa diduduki kira2 10 orang. Di bagian belakang sisi kiri, itulah tahta bapak peracik soto. Di hadapannya ada baskom2 berisi uba rampe soto dan pernak perniknya Kita juga bisa duduk di depan bapak itu. Ada bangku panjang di depan dan samping meja peracik. Lantainya keramik, belum terlalu lama diganti dari ubin kuno tempo dulu. Alhasil ruangan jadi tampak lebh bersih. Ada kipas angin di beberapa bagian. Ada banyak sekali kalender di dinding warung. Dan satu tulisan menarik: silakan merokok senikmat-nikmatnya. Hahaha...

Sayang sekali, walaupun sudah 1/4 abad saya makan di tempat ini, belum pernah saya memfoto semangkuk soto produksinya. Kapan2 deh, moga2 saya ingat untuk membawa kamera....